Look Arround Yourself

Can't you see this wonder? Spreaded in front of you.

The Clouds Floating By

The Skies are clear and blue

Planets In The Orbit

The moon and the sun....such perfect harmony

Let's Start Question in Ourselves

"Isn't this proof enough for us? Or are we so blind? To push it all aside? No!!!"

We Just Have To...

Open our eyes, our heart, and mind. If we just look bright to see the sign. We can't keep hididng from the truth. Let it take us by surprise.

Sunday, September 7, 2008

GUYON; "JADI ANDA MAUNYA APA?"

Kisah ini hanya dongeng belaka. Jangan terlalu serius bacanya, santai aja.
Di suatu negeri entah berantah, hiduplah seorang saudagar kaya. Ia membuat sebuah sayembara untuk penduduk di kampungnya. Ribuan orang memadati muster point tempat diadakannya sayembara tersebut.

"Wahai penduduk kampung, terima kasih telah hadir ke acara ini. Saya sudah menyiapkan hadiah istimewa bagi pemenang sayembara ini. Hadiahnya adalah si pemenang boleh minta satu hal saja yang dia inginkan. Mungkin mau rumah, mobil, dsb."
Sorak sorai penduduk kampung bergema. Sayembara ini bakal meriah banget kayanya.

"Baiklah tidak usah bertele-tele, saya akan jelaskan sayembaranya. Nah sekarang kita berada di tepian sungai, coba kalian semua tengok ke arah sungai.."
Semua menengok. Tenang. Hening. Tidak ada apa-apa.

"Sayembaranya adalah, siapa yang duluan berenang sampai ke tepi seberang, maka ia menjadi pemenangnya."
Mendengar itu semua penduduk pun bersiap-siap menjadi peserta, bersiap-siap untuk berenang sekuat tenaga mencapai tujuan.
"Eitss tunggu dulu, jangan berenang dulu sebelum aba-aba dimulai."
"Sebelumnya saya ingin memberi info kepada kalian semua, coba kalian tengok ke arah sungai."
Semuanya menengok. Masih tenang. Masih hening. Dan Masih tidak ada apa-apa. Sampai sang saudagar kaya melemparkan seekor ayam hidup ke sungai. Tiba-tiba keluar berbagai makhluk mengerikan; anaconda, piranha, alligator, alien, dsb, berebutan menyantap seekor ayam tersebut. Wuiiih. Semua penduduk bergidik. Mereka tampak terlihat mengurungkan niatnya. Satu persatu kembali mengenakan bajunya.

"Nah sekarang, saya akan mulai aba-aba, pada hitungan ketiga, silakan kalian mulai berenang menuju ke sana."
"Satu......Dua.....Tiga!!!"
Hening. Ternyata tidak ada satu orang pun yang mau jadi peserta. Tidak ada yang mau memenangkan lomba ini. Terang saja. Siapa sih yang ingin bernasib seperti ayam tadi.
"Ayo...mana? Kok tidak ada yang mau?" Sungguh pertanyaan yang bodoh dari saudagar.
Betapa kejamnya saudagar ini membuat sayembara yang seperti ini. Hehe

Lima belas menit kemudian, masih tidak ada perkembangan. Semuanya masih terpaku saling mengobrol mendengung. Sang saudagar pun mulai bosan, ia pun akan memutuskan bahwa sayembaranya dibatalkan."Baiklah karena tidak ada yang mau, maka sayembara ini saya BA...TAL....K...."

JEBUUUURRR...Belum selesai kalimat saudagar, tiba-tiba air sungai bergejolak. Ternyata ada juga orang yang nekat ikut sayembara ini. "Sayembaranya dimulai lagi!!!" Saudagar sangat riang dan semua penduduk tertuju pandangannya kepada sumber bunyi cipratan air tadi. Terlihat sesosok manusia yang ternyata sudah sangat renta dan rambutnya putih semua.

Semua tersadar, ternyata sosok tersebut adalah MBAH PAKOTEK. Semua terkaget-kaget, bagaimana mungkin si mbah yang selama ini terkenal sosok yang loyo tak bertenaga, kini nekat untuk menceburkan dirinya. Luar biasa. Semua orangpun menyemangati si mbah. "Ayo mbah!! Kamu pasti bisa!!" Sorak sorai bergemuruh menyemangati mbah pakotek.

Terlihat susah payah mbah pakotek menghindari serangan-serangan makhluk buas itu. Walau terkadang sesekali beliau terkena hantamannya. Tapi beliau tetap bersemangat berenang. Sudah 5 menit beliau berenang sambil bergulat dengan puluhan bahkan ratusan makhluk buas di sungai. Satu terlewati. Dua...Tiga...Lima...Sepuluh...Dua Puluh Lima....Seratus Empat Puluh....Makhluk2 Buas itu berhasil dikalahkan dan dilewati oleh mbah pakotek, hingga akhirnya sampaipun ia di tepi sungai. Ia pun disambut dengan meriah dan gemuruh sorakan penduduk. "Luar Biasa Mbaah!!!!" Kata saudagar. Tanpa berpanjang lebar ia pun mendekati si mbah yang masih kelelahan dan bertopang pada kedua lututnya sambil terengah-engah. Tatapannya kosong.

"Baiklah mbah, karena mbah sudah berhasil memenangkan sayembara ini, maka sesuai janji saya, saya akan nurutin apa kemauan mbah."
"Mbaha mau rumah?" Si mbah menggeleng cepat.
"Mobil?" menggeleng cepat lagi
"Uang?" menggeleng lagi
"Apa mau saya nikahkan lagi dengan putri saya yang cantik jelita?" Penduduk pun tertawa, tapi lagi-lagi si mbah menggeleng cepat.
Sang saudagar mulai kesal dengan kelakuan si mbah yang menolak terus. "JADI ANDA MAUNYA APA?"
Si mbah pun bangkit perlahan. Yang tadinya ia memegangi lutut, kini ia mulai meluruskan tulang punggungnya pelan-pelan agar bisa berdiri tegak. Sambil menghela nafas, ia pun mulai bersuara serak khas orang tua...

"Saaya...cuma pengen satuu aja..." Semua orang mendengar dengan seksama, terutama sang saudagar.
"Saaya cuma pengen tau...."
"Saya cuma pengen tau.....BRENGSEK MANA TADI YANG DORONG SAYA KE SUNGAI!!!?"

FKPM Smanza KAMMI Bpp FORMUSBA IKADZA AL-ROHMAN Kemenkeu RI DJP