Saturday, September 11, 2010

DOAKU, PENGHAMBAANKU

Doa. Itulah inti dari aktivitas penghambaan. Kalimat sakti ini tak pernah lepas dari keyakinan hati dan kesadaran akan lemahnya diri. Di sepanjang waktu, dalam setiap hela nafas, setiap detak jantung, harapan untuk memperoleh kebaikan dan kebahagiaan sudah menjadi keniscayaan ada pada semua insan. Namun hanya segelintir yang mempertegasnya dengan doa. Doa bukanlah sekedar permintaan, namun ia adalah wujud eksistensi seorang hamba yang lemah tanpa pertolongan dari Tuhannya. Namun bukan manusia namanya kalau tidak melakukan kesalahan.

Ketika kita berdoa seringkali kita tidak menyadari seolah-olah kita adalah majikan yang sukanya nyuruh-nyuruh. Kita tidak sadar selama ini kita terkesan memerintah Allah untuk mewujudkan apa yang kita inginkan. "Kita lupa, siapa majikan yang sebenarnya". Dan kita lupa bahwa kitalah yang seharusnya disuruh karena kita adalah hamba.
Doa. Ia tidak dapat berdiri tegak tanpa tiang yang bernama amal/usaha. Ini yang sering membuat kita salah kaprah. Doa itu analoginya begini, misalkan kita sedang mengangkat barang dan kita merasa keberatan, kemudian kita minta tolong kepada orang lain untuk membantu bersama-sama mengangkat. Jelas berbeda kalau kita dalam kondisi sedang duduk-duduk santai kemudian kita minta tolong orang lain untuk mengangkatnya sementara kita tetap santai-santai. Itu namanya menyuruh, itu namanya memerintah, meskipun bahasanya sama-sama 'minta tolong'.

Pernahkah kita merasa doa kita tidak kunjung terkabul? Lantas kita kecewa?
Tahan kecewamu. Karena Allah berfirman: 'asaa an takrohu syaian wa huwa khoirollakum, wa'asaa an tuhibbu syaian wa huwa syarrullakum. "Bisa jadi sesuatu yang kamu benci/tidak sukai, itu baik buat kamu. Dan bisa jadi kemu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagi kamu."
Misalkan ada seorang anak yang sedang sakit demam tinggi, lantas ia ingin sekali makan es krim, dan ia pun memohon pada ibunya untuk dibelikan es krim. Kira-kira apakah sang ibu akan menuruti kemauannya? Secara logika, tidak. Kenapa? Karena sang ibu 'tahu' bahwa es krim akan memperparah sakit anaknya, dan ia tidak menginginkan itu. Sementara anaknya yang tidak tahu apa-apa terus-terusan merengek dan merasa kecewa, padahal es krim itu akan memperburuk nasibnya (dalam kondisi sakit seperti itu).

Demikian halnya antara kita (hamba), doa, dengan Allah (Robb). Bisa jadi doa (keinginan) kita itu tidak baik buat kita, tapi kita terus merengek dan kecewa ketika tidak dikabulkan. Karena kita tidak tahu. Karena Allah Yang Maha Tahu. Karena Dialah Penguasa alam semesta beserta isinya ini.

Pernahkah kita merasakan bahwa kehidupan yang kita jalani, kemudahan dalam setiap aktivitas kita, menjalani hari-hari tanpa celaka, itu adalah nikmat?
Tentu iya.
Tapi apakah kita pernah berpikir bahwa "Terhindarnya kita dari musibah/kecelakaan dalam aktivitas kita sehari-hari, hal itu merupakan kompensasi (penggantian) dari Allah atas doa kita yang tidak dikabulkan?"
Doa yang tidak dikabulkan, Allah ganti dengan menyelamatkan kita dari musibah/kecelakaan yang seharusnya menimpa kita.Ya. Yang seharusnya menimpa kita, tapi Allah hindarkan.
Berprasangka baik kepada Allah adalah cara kita bersyukur atas begitu banyaknya nikmat yang kita rasakan. Kebahagiaan tidak diukur dengan banyaknya materi, tapi diukur dengan ketenteraman hati dan ketenangan jiwa. Don't worry, semua itu bisa kita peroleh. Dengan menghadirkan Allah dalam setiap perjuangan kita. Selama tidak berputus asa terhadap rahmat-Nya. Wallahua'lam.

1 comments:

ternyata banyak yg saya tidak sadari tentang doa.
trims atas sharingnya. sangat bermanfaat.
sesuatu banget

Post a Comment

FKPM Smanza KAMMI Bpp FORMUSBA IKADZA AL-ROHMAN Kemenkeu RI DJP