Look Arround Yourself

Can't you see this wonder? Spreaded in front of you.

The Clouds Floating By

The Skies are clear and blue

Planets In The Orbit

The moon and the sun....such perfect harmony

Let's Start Question in Ourselves

"Isn't this proof enough for us? Or are we so blind? To push it all aside? No!!!"

We Just Have To...

Open our eyes, our heart, and mind. If we just look bright to see the sign. We can't keep hididng from the truth. Let it take us by surprise.

Wednesday, February 4, 2009

NYUNNAH DENGAN DAKWAH

Muslim yang kaafah pasti menginginkan tindakan, ucapan, dan sikapnya sesuai sunnah Nabiy SAW. NAmun pada kenyataannya, belum tentu sesuai. Banyak yang mengira bahwa dirinya sudah 'nyunnah', sholatnya udah pas banget sesuai yang dijelaskan dalam buku 'sifat sholat nabi'nya syaikh nashiruddin al-albaniy, puasanya pun udah kerasa menyamai apa yang dikatakan DR. Yusuf Al-Qardhawiy. Atau bahkan udah ngerasa nyunnah setelah baca novelnya Habiburrahman El-Shirazy, itu loh...si fahri, aisha, dan maria.

Mari kita lihat kembali perihal ini dengan melihat dan menbaca kehidupan Nabiy SAW. Mulai dari bangun tidur hingga akan tidur lagi, ada satu hal yang tidak pernah luput dari perhatian beliau SAW, tidak pernah terlepas dari pikiran beliau. Yaitu akan tugas beliau diutus, yang secara tidak langsung juga merupakan tugas umat Islam.

Yang pertama, menda'wahkan risalah.
Kadang, masih banyak yang berfikir bahwa dirinya belum apa-apa, merasa dirinya belum pantas untuk mengajak orang lain pada Al-Islam ini. "Padahal kalau saja antum terjun langsung, antum akan melihat betapa pemahaman masyarakat kita yang islam itu masih rendah sekali, jauh sekali dengan keadaan antum sekarang, (mungkin antara langit dengan sumur). Ketika saya menjelaskan apa saja yang merupakan kunci syurga, ada jamaah yang bertanya, 'lha pak, kalo orang kristen masuk mana? masuk surga juga?', saya jadi heran, kok masih ada pertanyaan kaya gini ya?" Kata ustadz yang mentaujih malam itu.
Oleh sebab itu, sebagai muslim memang sudah seharusnya memahami peran kita yang satu ini.

Dimana pun, kapan pun, pada siapa pun kita bicara, diusahakan ada nilai-nilai islam yang kita bawa, semampu kita saja. Ingat, "Fattaqullaha mastatho'tum" Bertakwalah kepada Allah semampumu.
Tentunya apa yang kita sampaikan harus ada nilai qudwah (teladan) dulu. Harus ada ilmu dan pengaplikasiannya dulu. Yah..kan nggak musti semua perihal islam kita pahami dulu. Bisa hal2 yang kecil dulu lah. "Balaghu anni walau aayat"

Jangan juga kita terlalu bersemangat, sampai2 kita lupa pada ayat Allah; "KAburo maqtan indallah an taquuluu maa la taf'aluun."
Amat besar kebencian di sisi Allah bagi orang yang mengatakan tapi tidak melakukan. Na'udzubillah.

Jangan sampai cahaya dari langit ini terputus hanya sampai pada tangan kita, tanpa dialirkan lagi.
Sedikit sekali orang yang melakukan hal ini, karena memang membutuhkan curahan perhatian yang lebih, dan pengorbanan yang tidak sedikit.

Tapi ada satu hal lagi yang sering terlupakan oleh para da'i, yaitu
yang kedua, Iqomatud dienillah, menegakkan Agama Allah. Kalau berda'wah itu sedikit sekali, yang ini lebih sedikit sekali. JArang sekali yang begini. Kebanyakan da'i hanya menyampaikan bagaimana sempurnanya Islam, tapi tidak memikirkan/melakukan bagaimana mewujudkannya/mengaplikasikannya. Bagaimana membumikan syariat Islam rahmatan lil'alamin, bagaimana bisa menutup lokalisasi dan memepekerjakan wanita2 yang bekerja disitu sebelumnya, bagaimana mewujudkan perbankan yang sesuai syariah, membuat sekolah dengan pendidikan ala Islam, dll.

Ada dosen yang mati kutu, setelah sebelumnya menjelaskan betapa sempurnanya Islam mengatur perekonomian sampai2 membuat para mahasiswanya terperangah. Hingga ada yang bertanya, "Terus pak, sekarang apakah sudah ada yang menerapkan seperti itu?"
"Iya ya? belum..."jawab dosen itu seperti baru tersadarkan.

Kader Islam begitu cepat pertumbuhannya, dan peran itu pun bisa kita ambil di dalamnya. Merekrut generasi baru, dengan nilai ruh yang tinggi. Ana jadi teringat dengan Ustadz Nurhuda di Samarinda, beliau punya murid yang notabene adalah Lc, yang jago bahasa arab, ilmu fiqh, dll, jauh dibandingkan dengan ustadz yang hanya lulusan STAN, gak bisa bahasa arab lagi. Tapi karena ruhiyah dan semangat ibadah beliau yang tinggi, maka nilai2 kesejukan dan keikhlasan pun tersampaikan ke hati orang2 yang Lc itu melalui nasihat beliau, subhanallah.

Jangan pesimis
Mukmin itu dijamin untung, kemenangan yang nyata kelak di akhir zaman dan syurga yang menanti.
Jangan biarkan beliau SAW kecewa melihat kita, umat yang selalu beliau doakan keselamatannya, yang beliau harapkan masuk syurga semuanya, yang beliau tidak memikirkan apapun ketika sakaratul maut kecuali kita, ummati, ummati, ummati.

Wallahua'lam
Astaghfirullahal'azhim.

source : terinspirasi dari taujih ust.Hadhidono

FKPM Smanza KAMMI Bpp FORMUSBA IKADZA AL-ROHMAN Kemenkeu RI DJP